SRONO-Satu lagi gebrakan yang dilakukan dalam upaya mendentumkan kepramukaan
di lingkungan masyarakat. Seminar dan workshop bertema “Melejitkan Potensi
Menulis, Meraih Beribu Manfaat” dilaksanakan di aula UPTD Srono Ahad lalu (10/6). Sekitar lima puluh peserta yang terdiri dari
pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum antusias nimbrung di acara ini.
Adalah pak Affan Subandi, ketua Forum Lingkar Pena Banyuwangi dan sekertarisnya,
pak Muhammad Syamsuri yang begitu legowo menyuapi ilmu kepenulisannya kepada
para peserta.
“Dari Gagasan Menuju Tulisan” adalah tema pertama disajikan pak oleh pak
Muhammad. Sub tema seperti urgensi menulis yang memaparkan betapa pentingnya
menulis dan proses tulisan dari mulai peneloran ide menuju pengembangan menjadi
konsep serta penuangan ide ke dalam tulisan, dikupas tuntas. “Jika ingin
berumur panjang, maka abadikan dirimu lewat tulisan”, paparnya. Selain itu
bentuk karya tulis dan bahasa tulis juga dikenalkan dalam forum ini.
”Dengan modal kepemilikan ide, kemampuan berimajinasi dan menulis, maka
sebenarnya menulis itu mudah.” Penjelasannya yang merombak mindset
peserta yang mayoritas menganggap menulis itu runyam.
Pemaparan selanjutnya diumpankan kepada pak Affan Subandi. Guru sastra
di SMA 2 Genteng yang juga pendiri Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Banyuwangi
ini membawakan tema “Menulis Fiksi : Memindahkan Peristiwa ke Imajinasi”.
Sebelum beranjak ke pemaparan materi, peserta diperkenalkan dulu dengan
Forum Lingkar Pena (FLP) Banyuwangi yang sudah merumput kurang lebih 5 tahun.
Motivasi peserta dibuncahkan ketika dipampangkan gerakan FLP yang telah
melanglang buana bersama sastrawan-sastrawan kondang Indonesia. Helvi Tina
Rosa, Asma Nadia, Seno Gumira Aji Darma,
dan yang masih booming, Habiburrahman El-Shirazy, adalah beberapa dari
penulis yang gemilang di FLP. Kabarnya FLP Banyuwangi dalam waktu dekat akan
merekrut anggota baru, terutama yang yang masih muda dan bisa survive
berkiprah di Banyuwangi. Ya, kita tunggu.
Selanjutnya peserta diberi asupan pengetahuan dan tehnik kepenulisan. Wawasan
tentang bentuk karya sastra, terutama penulisan cerita pendek (cerpen)
dihidangkan. Kiat permulaan cerita yang jitu, memberi anasir tambahan atau
‘bumbu penyedap’ cerita, serta bagaimana mengakhiri penulisan cerpen?,
dipaparkan dalam pemakalahannya.
“Kita harus mencari suatu selera kejutan lidah, yang lebih unik,
eksotik, penuh gebrakan, aneh, luar biasa, dahsyat dan hal-hal yang setara
dengan itu semua. Sehingga ketika hal tersebut baunya dimunculkan di permulaan
atau paling depan, maka orang-orang akan antre beramai-ramai melahap habis
isinya. Sampai ludes, tak bersisa. Bahkan selanjutnya, mereka akan mencari,
yang mana lagi-kah karya-karya yang lain dari penulis itu yang dihidangkan untuk
kita baca?” ungkapnya.
Kegiatan ini ditutup dengan lomba menulis permulaan cerita yang jitu.
Dimana pemenangnya mendapatkan doorprize buku motivasi.
Kegiatan ini didukung oleh Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF)
Banyuwangi yang bekerjasama dengan GPM melakukan ‘Gerakan Sedekah’ :
pengumpulan seragam sekolah dan juga Grapari Telkomsel Banyuwangi.
Rangkaian kegiatan ini adalah
program perdana Gugus Depan Komunitas Gerakan Pramuka Menulis (GPM) yang lahir
hampir genap setahun (27/6/2011). Dibantu Dewan Kerja Ranting (DKR) Srono, GPM
melakukan langkah awal merealisasikan asanya, mengawinkan kepramukaan dengan
budaya baca tulis yang mutakhir dewasa ini. (Kak Fiqh/GPM)
0 komentar:
Posting Komentar